Makalah Iman Kepada Malaikat
Sampul
kata pengantar
daftar isi
Isi makalah sebagai berikut:
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar belakang
Dewasa
ini pengetahuan tentang agama sedikit banyak mulai luntur dari kalangan umat
islam sendiri, khusunya kaula muda. Mereka yang mengaku islam, justru
kebanyakan tidak tahu mengenai ajaran ( syariat) islam, pedoman islam,
asas-asas agama islam, dan lain-lain yang berkaitan dengan islam. Hal semacam
ini tentu membuat hati semakin miris. Apalagi kita yang notabene sebagai
mahasiswa muslim yang sepatutnya mengenal agama lebih dalam sebagai pedoman
hidup, malah tidak mengerti bahkan tidak perduli sama sekali terhadapnya.
Banyak
sekali sebenarnya persoalan dalam islam yang memang seharusnya patut untuk kita
ketahui sebagai umat islam. Berkaitan mengenai asasnya, agama islam memiliki
dua asas yaitu, islam dan iman yang tertuang dalam lima rukun islam dan enam
rukun iman.
Berbicara
masalah rukun iman, perlu diketahui rukun iman adalah sebagai berikut:
1. Iman kepada Allah
2. Iman kepada Malaikat
Allah
3. Iman kepada Kitab
Allah
4. Iman kepada Rasul
Allah
5. Iman kepada Hari
Kiamat
6. Iman kepada Qadha dan
Qadar
Lebih dalam mengenai iman kepada malaikat Allah, akan
penulis bahas dan jelaskan dalam makalah ini.
b. Rumusan masalah
1. Apa arti Iman kepada malaikat ?
2. Bagaimana hakekat wujud malaikat ?
3. Bagaimana
mengenai jin, iblis, dan syaitan ?
4. Apa
perbandingan antara jin dan manusia ?
5. Apa hikmah
beriman kepada malaikat ?
c.
Tujuan
1. Mengetahui
arti dari iman kepada malaikat
2. Mengetahui
hakekat wujud dari malaikat
3. Mengetahui
mengenai jin, iblis, dan syaitan
4. Mengatahui
Perbandingan antara jin dan manusia
5. Mengetahui
hikmah dari beriman kepada malaikat
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Arti dan dasar iman kepada malaikat
Iman kepada
malaikat merupakan iman kedua setelah iman kepada Allah. Yang dimaksud dengan
iman kepada malaikat ialah mempercayai bahwa Allah itu mempunyai suatu mahluk
bernama malaikat, yang selalu taat kepadanya dan mengerjakan dengan
sebaik-baiknya tugas yang diberikan Allah kepada mereka.
Yang
menjadikan dasar kepada adanya iman kepada malaikat ini, ialah kepercayaan akan
kebenaran akan wahyu Al-Qur’an dan Hadits-hadits Nabi Muhammad SAW. Orang yang
mengakui kebenaran Al-Qur’an dan sabda-sabda Rosulullah tentulah mereka akan
percaya pula bahwa malaikat itu ada, sebab adanya malaikat diterangkan oleh dua
sumber agama Islam itu.
Malaikat
termasuk mahluk tuhan yang ghaib. Hal yang ghaib ialah segala yang tidak
dapat ditangkap oleh panca indra. Kata ghaib itu sendiri artinya ialah hilang,
lenyap, tidak ada. Jadi barang ghaib ialah sesuatu yang hilang atau lenyap atau
tidak ada dalam jangkauan panca indra..
Jumlah
mereka banyak sekali sehingga tidak ada yang dapat menghitung kecuali Allah SWT
dalam As-Shahihain disebutkan hadits yang berasal dari Annas bin Malik tentang
kisah mi’raj, bahwa Nabi diperlihatkan Al-Baitul Ma’mur dilangit. Padanya setiap hari terdapat tujuh
puluh ribu malaikat yang menunaikan shalat. Jika mereka itu telah keluar
(selesai shalat) meraka tidak akan pernah kembali kesitu.
Iman kepada malaikat mencakup empat
perkara :
a.
Iman
dengan adanya mereka
b.
Iman dari
siapa saja dari mereka yang kita ketahui namanya, seperti jibril. Sedangkan
yang tidak kita ketahui namanya, kita imani secara ijmal (global)
c.
Iman
dengan sifat-sifat mereka yang kita ketahui seperti sifat jibril dimana Nabi
telah menggambarkan bahwa beliau SAW telah melihat jibril dengan sifatnya yang
asli yang ternyata mempunyai enam ratus sayap yang dapat menutupi cakrawala.
Kadang kala dengan perintah Allah
SWT malaikat dapat berubah (menjelma) dalam bentuk seorang lelaki, seperti yang
telah terjadi dalam diri jibril ketika diutus oleh Allah SWT kepada Maryam lalu
jibril menjelma menjadi manusia yang utuh (sempurna).
d.
Iman
dengan apa yang kita ketahui tentang pekerjaan-pekerjaan ,ereka yang mereka
tunaikan berdasarkan perintah Allah SWT seperti mensucikan-NYA (bertasbih) dan
beribadah kepada-NYA siang dan malam tanpa kenal lelah dan tanpa kenal henti.
2. Hakekat wujud malaikat
Seperti yang telah dikemukakan
malaikat adalah mahluk halus, mahluk ghaib. Karena itu bersifat abstrak dan
immaterial. Selanjutnya karena keghaibannya ini, maka persoalan yang menyangkut
malaikat tidak dapat diketahui oleh manusia dengan akal kemanusiaannya dan
hanya dapat diketahui dengan jalan pengkhabaran yang diterima dari Allah
sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan Hadits-hadits rosulullah yang
kuat.
Menurut sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh Aisyah RA malaikat diciptakan tuhan dari Nur (cahaya).
Sedangkan jin dari nar (api). Dan sesuai dengan hal ini, maka mereka tidak
makan dan minum . juga mereka bukan berjenis laki-laki dan juga bukan berjenis
wanita.
Mereka mempunyai keistimewaan, dapat
menjelma kealam materi, misalnya menjelma menjadi manusia. Pernah misalnya
malaikat jibril merupakan dirinya sebagai seorang sahabat Nabi Muhammad SAW,
yang muda dan pantas sikapnya, yang bernama Dahiyah Al-kalbi.
Berbeda dengan manusia dan jin,
malaikat tidak ada yang maksiat atau durhka kepada tuhan. Mereka semuanya taat
tanpa reserve, mengerjakan dan mengabdi kepada apa saja yang diperintahkan oleh
Allah. Demikian diterangkan dalam surat At-tahrim ayat 6:
لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ
وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
“ mereka tidak mendurhakai
perintah-perintah Allah dan mereka kerjakan segala apa saja yang diprintahkan
kepada mereka”
(QS.At-Tahrim : 6)
Pengabdian mereka itu kepada tuhan
terjadi secara otomatis, sebab mereka diciptakan semata-mata memang dengan
tugas mengabdi kepada-NYA, dan mereka lagi pula tidak diberi nafsu penggoda
seperti kepada mahluk yang lain. Oleh karenanya pengabdian mereka kepada Tuhan
tidak melalui perjuangan seperti haknya kepada manusia yang dalam mengabdi
kepada Allah harus disertai perjuangan gigih melawan hawa nafsunya sendiri.
Tapi justru disinilah letak lebih tingginya martabat manusia dibanding martabat
malaikat, Manusia harus berjuang dalam hidupnya tetapi malaikat tidak.
Nama-nama
malaikat dan tugas mereka masing-masing:
a.
Malaikat
jibril; sebagai utusan untuk menyampaikan wahyu tuhan kepada
Nabi-nabi/Rasul-rasul-NYA. Jibril kadang-kadang disebul juga Ruhul Qudus (S.
Al-Baqarah 87), Ruhul Amin (S. Asy-syuara 193) dan Namus.
b.
Malaikat
Mika’il; menyampaikan pembagian rizqi.
c.
Malaikat
israfil; meniup serunai sangkakala (terompet) dalam 3 peristiwa, yaitu pada
saat terjadinya hari kiamat, pada saat kebangkitan manusia dari kubur, dan pada
waktu manusia dipanggil untuk diadili oleh tuhan. (S.Yasin ayat 49,51 dan 53)
d.
Malaikat
Izra’il; mencabut nyawa manusia dan mahluk lainya apabila telah tiba (S. As-Sajdah
11, S. An-Nahl 32, S An-Nisa 97)
e.
Malaikat Ridwan; bertugas menjaga surga.
f.
Malaikat malik; bertugas menjaga neraka.
g.
malaikat munkar nakir; bertugas melakukan pemeriksaan pendahuluan
kepada orang yang selesai dikuburkan.
h.
Malaikat Raqib dan Atid bertugas menjaga dan mencatat
perbuatan-perbuatan manusia. Raqib disebelah kanan mencatat amal baik dan Atid
disebelah kiri mencatat amal buruk. (S. Qof 17)[3]
3.
Jin, iblis, dan syaitan
Kata jin
menurut bahasa berarti tertutup, tersembunyi, tak kelihatan. Oleh karenanya jin
termasuk mahluk halus sebagaimana malaikat.
Asal
kejadian jin adalah dari api, yaitu “api yang menyala-nyala” demikian menuirut
Al-Qur’an S. Ar-Rahman ayat 15:
وَخَلَقَ الْجَانَّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ
“dan dia
telah menciptakan jin dari api yang menyala-nyala dan diciptakannya jin oleh
tuhan, ialah dengan maksud agar mereka beribadah atau
berbakti kepada Tuhan” (QS. Ar-Rahman: 15)
Al-Qur’an
Surat adz-dzariyat ayat 56 menerangkan:
وَمَا خَلَقْتُ اْلجِنّ وَاْلاِنْسَ
اِلّالِيَعْبُدُوْنِ
“dan aku
tidak menjadikan jin dan manusia, melainkan agar supaya beribadah kepadaku” (QS.
Adz-Dzariat: 56)
Tetapi tidak
semua jin mau melaksanakan kewajibannya kepada tuhan. Mereka terbagi dua ada
yang mukmin dan ada yang kafir, ada yang sholeh dan ada yang jahat (QS. Jin 11
dan 14). Diantara golongan jin yang beriman, ada yang beriman kepada nabi
Muhammad SAW, mengakui kebenaran Al-Qur’an dan mengaguminya mereka
mempercayainya. Mereka mempercayai kepercayaan tauhid dan menolak anggapan
bahwa tuhan itu beristri dan beranak. Al-Qur’an surat Al-Jin ayat 1-3 yang
artinya:
“katakanlah
hai Muhammad: telah diwahyukan kepadaku bahwasanya telah mendengarkan
sekumpulan jin ( akan Al-Qur’an), lalu mereka berkata : sesungguhnya kami telah
mendengarkan Al-Qur’an yang menakjubkan. Yang memberi petunjuk kepada jalan
yang benar, lalu kami beriman kepadanya, dan kami sekali-kali tidak akan
mempersekutukan seorangpun dengan tuhan kami. Dan bahwasanya maha tinggi
kebesaran tuhan kami, dan bahwasanya maha tinggi kebesaran tuhan kami, dia
tidak beristri dan tidak pula beranak”
Jadi
diantara bangsa jin ada yang percaya kepada Nabi-nabi dari manusia dan
mengamalkan ajaran-ajaran yang dibawa oleh Nabi-nabi itu. Tetapi disamping itu
kepada mereka sesungguhnya juga diutus para rasul tuhan dari golongan mereka
sendiri yang menyampaikan ajaran –ajaran Tuhan. Al-Qur’an surat Al-An’am ayat
130 :
يَا
مَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ أَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِنْكُمْ يَقُصُّونَ
عَلَيْكُمْ آيَاتِي وَيُنْذِرُونَكُمْ لِقَاءَ يَوْمِكُمْ هَٰذَا ۚ
“hai
golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu Rasul-rasul dari
golongan kamu sendiri yang menyampaikan kepadamu ayat-ayat KU dan memberi
peringatan kepadamu terhadap pertemuan denga hari ini? “
4.
Perbandingan jin dan manusia
Manusia dibanding dengan golongan
jin mempunyai beberapa persamaan :
Mereka
diciptakan tuhan dengan maksud yang sama, yaitu agar berbakti kepada tuhan. Selanjutnya
mereka juga sama-sama akan dipinta pertanggung jawabannya oleh Tuhan atas amal
perbuatan mereka. (QS. Adzariyat 56, Ar-Rahman 31, dan Al-A’raf 179)
a. Kedua jenis
mahluk tuhan itu sama-sama, ada yang mukmin ada yang kafir.
b. Mereka banyak
disebut secara bergandengan dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Hal ini dapat dilihat
pada ayat-ayat yang telah disebutkan dalam surat Ar-Rahman ayat 33 nama jin dan
manusia tersebut di sebut secara berurutan.
Kemudian
golongan jin ada yang disebut iblis yaitu jin yang tidak taat kepada Tuhan (QS.
Al-Kahf ayat 50). Ia membangkang perintah tuhan untuk sujud kepada Adam AS,
dengan alasan bahwa ia lebih tinggi derajatnya dari pada Adam.
Dengan
sombongnya iblis berkatadalam surat Al-A’raf ayat 12 :
اَنَاخَيْرٌمِنْهُ
خَلَقْتَنِيْ مِنْ نَارٍوَخَلَقْتَهُ مِنْ طِيْنٍ
“saya lebih
baik dari pada Adam, engkau ciptakan saya dari api sedang dia engkau ciptakan
dari tanah”
Sejak
pembangkangannya itu dia dilaknat oleh tuhan terus menerus sampai hari kiamat.
Tetapi iblis minta untuk tidak dimatikan lebih dulu, ia dan anak cucunya,
sampai hari kiamat. Permintaan itu dikabulkan oleh Tuhan. Denga kesempatan yang
luas itu iblis beranji akan menggoda manusia untuk menyesatkan dari jalan yang
benar. Adam dan Hawa sendiri akhirnya dapat diperdaya oleh iblis sehingga
keduanya memakan “sajarotukhuld” yang menyebabkan keduanya terusir dari dalam
surga turun kedunia.
Dalam sebuah hadits Nabi SAW,
disebutkan “sesungguhnya syetan itu diberikan bisikan kejahatan dan mendustakan
kebenaran, sedang bisikan malaikat kepada kebaikan dan menerima kebenaran. Maka
barang siapa yang merasakan bisikan malaikat dalam hatinya, handaklah
diketahuinya bahwa itu adalah dari Allah, dan hendaklah ia memuji Allah. Dan
barang siapa merasakan satunya lagi (bisikan setan) hendaklah ia menjauhkan
diri dari syaitan yang terkutuk itu.” (HR. Tirmidzi, Nasa’I, dan Ibnu Hibban).
Kemudian dalam surat Al-A’raf ayat
27 Tuhan berseru:
يَا
بَنِيْ ادَمَ لَايَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَااَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِنَ اْلجَنَّةِ
“Hai anak-anak Adam! Janganlah
sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan, sebagaimana ia dapat mengeluarkan
kedua ibu bapakmu dari alam surga”
Dalam Al-Qur’an kadang-kadang iblis
juga disebut syaitan (QS. Thaha 116-120). Ada yang mengatakan syetan adalan
anak turun iblis sebagaimana manusia juga anak turu Adam.
5. Hikmah iman kepada Malaikat
Sebagai muslim yang memiliki iman
kepada malaikat, seseorang akan menunjukkan beberapa perilaku yang
mengindikasikan dari rasa keimanannya itu sendiri. Di antara
tanda-tanda perilaku dari orang yang beriman kepada Malaikat antara lain :
a. Bertindak
hati-hati dalam berperilaku keseharian
b. Memiliki
kepedulian sosial dalam hidup dengan masyarakat sekitar
c. Perilaku yang
ditampilkan mampu menjadi suri tauladan bagi lingkungannya
d. Selalu berusaha
untuk memperbaiki diri sendiri dari waktu ke waktu
e. Berpikiran
positif terhadap berbagai kejadian yang terjadi sekitarnya
f. Mengetahui akan
keagungan Allah SWT, kekuatannya serta kekuasaanya. Keagungan mahluk merupakan
bagian dan keagungan khaliq
g. Terimakasih
(syukur) kepada Allah SWT atas perhatian-NYA terhadap bani adam, dimana dia
telah memasrahkan kepada sebagian dari pada malaikat itu untuk menjaga
(mengawasi) mereka, mencatat amal perbuatan mereka, serta
kemaslahatan-kemaslahatan mereka yang lainya.
h. Mencintai para
malaikat atas apa yang telah mereka tunaikan berupa penyembahan (ibadah) kepada
Allah SWT.
BAB III
PENUTUP
a.
Kesimpulan
Iman kepada
malaikat ialah mempercayai bahwa Allah itu mempunyai suatu mahluk bernama
malaikat, yang selalu taat kepadanya dan mengerjakan dengan sebaik-baiknya
tugas yang diberikan Allah kepada mereka. malaikat adalah mahluk halus, mahluk
ghaib (Karena itu bersifat abstrak dan immaterial), malaikat diciptakan tuhan
dari Nur (cahaya), tidak makan dan minum, bukan berjenis laki-laki dan juga
bukan berjenis wanita, Mereka mempunyai keistimewaan, dapat menjelma kealam
materi, malaikat tidak ada yang maksiat atau durhka. Nama-nama malaikat :
jibril, mika’il, israfil, izra’il, ridwan, malik, munkar, nakir, raqib, atid.
Jin termasuk
mahluk halus sebagaimana malaikat, Asal kejadian jin adalah dari api, Mereka
terbagi dua ada yang mukmin dan ada yang kafir, ada yang sholeh dan ada yang jahat.
Manusia
dibanding dengan golongan jin mempunyai beberapa persamaan Mereka diciptakan
agar berbakti kepada tuhan, akan dipinta pertanggung jawabannya oleh Tuhan atas
amal perbuatan mereka, ada yang mukmin ada yang kafir, Mereka banyak disebut
secara bergandengan dalam ayat-ayat Al-Qur’an,
Hikmah iman
kepada Malaikat : Bertindak hati-hati dalam berperilaku keseharian, Memiliki
kepedulian sosial dalam hidup dengan masyarakat sekitar, Perilaku yang
ditampilkan mampu menjadi suri tauladan bagi lingkungannya, Selalu berusaha
untuk memperbaiki diri sendiri dari waktu ke waktu, Berpikiran positif terhadap
berbagai kejadian yang terjadi sekitarnya, Mengetahui akan keagungan Allah SWT,
kekuatannya serta kekuasaanya. Keagungan mahluk merupakan bagian dan keagungan
khaliq, Terimakasih (syukur) kepada Allah SWT atas perhatian-NYA terhadap bani
adam, dimana dia telah memasrahkan kepada sebagian dari pada malaikat itu untuk
menjaga (mengawasi) mereka, mencatat amal perbuatan mereka, serta
kemaslahatan-kemaslahatan mereka yang lainya, Mencintai para malaikat atas apa
yang telah mereka tunaikan berupa penyembahan (ibadah) kepada Allah SWT.
b. Kritik dan saran
Demikianlah makalah tentang iman kepada malaikat Allah yang
telah kami paparkan. Kami menyadari makalah jauh dari sempurna maka dari itu
kritik yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah
ini. Harapan pemakalah, semoga makalah ini dapat memberi pengetahuan baru dan
bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR
PUSTAKA
Tatapangarsa,humaidi,1979, Kuliah Aqidah
Lengkap, Surabaya: Bina Ilmu
Muhammad
bin Shalih Al-Utsaimin,1977, Syarah Tsalatsul Ushul, Surakarta :Darul
Tsarya.
[2] Muhammad bin Shalih
Al-Utsaimin, Syarah Tsalatsul Ushul, (Surakarta :Darul Tsarya. 1997)
hal. 164-165
[5] Muhammad bin Shalih
Al-Utsaimin, Syarah Tsalatsul Ushul, (Surakarta :Darul Tsarya. 1997)
hal. 166
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar anda di sini....